Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi berbagai mitranya meluncurkan 58 buku Literasi Digital. Tak hanya dua lembaga tersebut, ada pula mitra ikut membantu yakni CfDS (Center for Digital Society), Universitas Gadjah Mada, Common Room, Hipwee, Klinik Digital UI, ICT Watch, Mafindo, dan Relawan TIK.
Peluncuran 58 buku literasi digital ini diselenggarakan dengan tujuan agar masyarakat bisa menggunakan buku-buku tersebut untuk pendidikan. Ada pun buku-buku yang sudah diluncurkan bisa diunduh secara bebas dan gratis di situs literasidigital.id.
Mengingat tingkatan literasi digital Indonesia yang masih pada kategori “sedang”, Kominfo bekerja sama dengan Siberkreasi dan mitra-mitra meluncurkan ke-58 buku Literasi Digital.
Dewan Pengarah Siberkreasi, Donny Budi Utoyo, menyebut toleransi yang ada saat ini merupakan hasil dari tingkat literasi digital serta kebebasan berekspresi. Menurutnya, tingkat toleransi akan makin tinggi jika apresiasi dan etika ada saat orang berpendapat.
“Kebebasan berekspresi ini tidak bisa dipisahkan dengan etika dan toleransi. Mereka ini harus jadi satu. Jika tidak, bisa menimbulkan masalah, bahkan bisa berujung ke ranah hukum. Alangkah indahnya jika ada perbedaan pendapat, berikan juga tempat untuk berdiskusi secara baik,” jelas Donny.
(Indonesiatech)
Komentar