Pemerintahterus lakukan percepatan transformasi digital nasional. Salah satu langkah yang dilakukan dengan menyelenggarakan program pelatihan dengan menjangkau masyarakat luas.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengajak sivitas akademik dan perguruan tinggi ambil bagian dalam menyiapkan talenta digital nasional.
“Kementerian Kominfo menyediakan digital talent di semua level, yang paling basic melalui Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD),” papar Menkominfo Johnny G. Plate saat menghadiri UPH Festival 2022 di Kampus UPH Tangerang, Banten, Jumat (26/08).
Ia menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan program GNLD melalui pelatihan dengan empat kurikulum dasar yang mencakup digital safety, digital skills, digital culture, dan digital ethics.
“Pelatihan ini untuk tahu apa dan bagaimana menggunakan gadget agar mereka bisa memanfaatkan digital economy, bisa memanfaatkan e-commerce, anak-anak sekolah kita bisa memanfaatkan digital edutech, e-health dan lain sebagainya,” jelasnya.
Ada pun pada level menengah atau intermediate, Kominfo menyediakan pelatihan Digital Talent Scholarship. Setiap tahun, pelatihan itu menargetkan sekitar 200 ribu tenaga terampil tingkat menengah atau intermediate digital skills.
Johnny menjelaskan, program DTS memiliki beberapa jenis pelatihan seperti coding, artificial intelligence, virtual reality, augmented reality, internet of things, big data, hingga digital marketing.
“Saya mendorong dan mengundang para mahasiswa sekalian untuk jangan tergantung pada jurusan yang kita ambil saja, tapi ini enabler juga untuk kita semuanya mengetahui dan bisa masuk ke digitalisasi. Jadi para mahasiswa-mahasiswa Universitas Pelita Harapan, termasuk yang hari ini empat ribu hadir (tatap muka dan virtual). Please join us, gabung agar kita menghasilkan dan menyiapkan talenta-talenta digital” paparnya.
Menkominfo menegaskan program pelatihan digital itu dihadirkan agak jangan sampai terjadi kekosongan tenaga ahli digital di dalam negeri. Demikian halnya, para milenial Indonesia jangan hanya menjadi penonton di negerinya sendiri.
Kepada Rektor dan pimpinan civitas UPH, Menteri Johnny mengajak ambil bagian dalam program Digital Leadership Academy (DLA).
“Kita melakukan kerja sama dengan berbagai universitas untuk memastikan tersedianya policy makers di bidang digital. Pada saat di mana kita mengembangkan Program Smart City, harus ada policy makers di daerah-daerah. Pada saat kita mendorong e-commerce, unicorn, startup digital kita perlu diberikan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan digital policy,” ujarnya.
Program DLA sendiri bekerja sama dengan 8 perguruan tinggi dunia, yakni Tsinghua University, National University of Singapore, Oxford University, Cambridge University, Imperial College London, Harvard Kennedy School, Cornell University, dan MIT.
(Indonesiatech)
Komentar