Perkembangan teknologi informasi terus berkembang secara cepat. Tak bisa dipungkiri lagi, masyarakat harus cepat beradaptasi soal etika dan budaya digital. Virna Lim salaku CEO Sobat Cyber Indonesia memaparkan, merujuk laporan tahunan Microsoft yang bertajuk Digital Civility Index (DCI), netizen Indonesia dinyatakan paling tidak sopan se-Asia Tenggara.
“Salah satu contoh-contoh pelanggaran etika dalam bermedia sosial yakni antara lain adalah menyebarkan berita hoaks, pencemaran nama baik, perundungan, radikalisme dan lain-lain,” jelas Virna, dalam siaran pers, Rabu (31/8).
Hal itu disampaikan Virna Lim kepada guru-guru dan pelajar di Kota Bandung lewat video conference bertema ‘Cakap Digital: Berselancar di Dunia Digital dengan Aman’. Kegiatan itu juga mendapat dukungan Kementerian Informatika (Kominfo).
Menurutnya, literasi digital mampu mengatasi masalah yang timbul karena tidak memahami ruang digital, hingga bagaimana beraktivitas di ruang digital dengan bijak.
Senada, Aribowo Sasmito selaku Co-Founder Mafindo menyampaikan dalam materinya, masyarakat semakin nyaman dan percaya dalam melakukan aktivitas keuangan digital yang selama ini dianggap berisiko tinggi.
“Di sisi lain tingginya aktivitas digital juga membuka potensi buruk, seperti penipuan dan pencurian akun,” lanjutnya.
Sepakat dengan Virna, Aribowo berpendapat bahwa kompetensi dalam keamanan digital merupakan sesuatu yang bersifat urgent.
“Kita harus mengamankan perangkat digital, mengamankan identitas digital, mewaspadai penipuan digital, hingga memahami rekam jejak digital,” tutur Aribowo.
Narasumber lainnya, Rachel Oktavia selaku Chief Executive Officer Infina Center menambahkan, individu yang cakap bermedia digital dinilai mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, serta aplikasi dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital.
Selain berkaitan dengan bagaimana masyarakat harus cakap dalam dunia digital, Rachel memberikan langkah-langkah mendasar agar tidak keliru saat berinteraksi melalui lokapasar.
“Zaman sekarang cakep aja gak cukup, melainkan kita juga perlu cakap yang dibarengi dengan belajar, belajar, dan belajar. Itu semua dilakukan agar kita kompeten dari semua sisi. Dan satu lagi yang harus diingat, hanya posting yang penting, jangan yang penting posting,” ujarnya.
(Indonesiatech)
Komentar