Institut Teknologi Bandung (ITB) bersikap terbuka terhadap aplikasi ChatGPT (Generative Pre-Trained Transformer) dan sejenisnya yang berbasis teknologi kecerdasan buatan atau AI. Arief Hariyanto selaku Direktur Pendidikan ITB mengatakan, produk AI telah banyak dan ITB termasuk yang telah memanfaatkan untuk berbagai penelitian seperti untuk mendeteksi teks juga wajah.
“ChatGPT bekerja berdasarkan informasi yang ada di Internet, sehingga ITB tidak memandang negatif namun menjadikan sebagai tantangan,” jelas Arief, Senin (13/02).
Menurutnya, Dosen dituntut untuk mampu membuat evaluasi pembelajaran lebih kreatif, tidak berfokus pada pengetahuan inti, membuat pertanyaan terbuka (open ended question), evaluasi berbasis proyek dan studi kasus.
Arief juga mengatakan, penggunaan ChatGPT oleh dosen dan mahasiswa adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari.
“Yang terpenting dosen wajib mampu mengarahkan penggunaan teknologi informasi secara baik dan bertanggungjawab, disinilah pentingnya aspek literasi digital,” terangnya.
ChatGPT sudah menjadi perhatian dosen ITB dan diperbincangkan di berbagai forum. ITB melalui berbagai forum koordinasi internal juga mengingatkan kepada sivitas ITB terutama dosen, untuk mengikuti perkembangannya, terutama digunakan untuk kepentingan yang baik untuk proses pembelajaran.
Karena menurut Arief, penggunaan teknologi apapun, selama tetap menjaga etika akademik merupakan hal yang wajar dan baik. Mahasiswa menggunakan mesin pencarian untuk mendapatkan bahan literatur sudah menjadi hal yang wajar.
“Namun, dalam hal penggunaan teknologi untuk kepentingan curang tentu tidak diizinkan dan akan dikenakan sanksi,” jelasnya.
Dari segi kode etik, menurut Kepala Pusat Artificial Intelligence ITB Ayu Purwarianti, menggunakan ChatGPT untuk menghasilkan esai merupakan kecurangan. Untuk itu, Ayu mengatakan, beberapa dosen di ITB yang melarang mahasiswa menggunaan ChatGPT dalam menjawab soal ujian atau tugas.
“Di ITB sendiri, setahu saya sudah ada beberapa dosen yang melarang penggunaan ChatGPT dalam menjawab soal ujian atau tugas,” paparnya.
Meski begitu, ChatGPT dinilai sangat baik jika digunakan untuk membantu penulisan yang terkait dengan tata tulis, ringkasan, atau parafrase.
(Indonesiatech)
Komentar