Badan pengawas keamanan siber Republik Ceko yang bernama NUKIB, memperingatkan warganya untuk tidak menggunakan TikTok menyusul banyaknya agensi Barat yang menuduh aplikasi tersebut membahayakan keamanan. Badan pengawas tersebut, merekomendasikan agar TikTok tidak diinstal pada ponsel yang digunakan untuk mengakses infrastruktur penting dan signifikan.
“Badan tersebut khawatir akan ancaman keamanan yang muncul dari penggunaan TikTok terutama karena jumlah data pengguna yang dikumpulkan oleh aplikasi serta cara pengolahan data tersebut,” jelas NUKIB.
“Pengumpulan data dalam skala besar seperti itu menjadi khawatir karena lingkungan hukum dan politik Republik Rakyat China (PRC), mengingat ByteDance, pengembang dan administrator TikTok, tunduk pada yurisdiksi hukum PRC,” tambah mereka.
Selain itu, NUKIB juga merekomendasikan agar politisi dan pejabat menghindari menggunakan TikTok, dan mengatakan masyarakat umum harus mempertimbangkan.
Pihak TikTok melalui juru bicaranya menerangkan bahwa peringatan tersebut didasarkan pada kesalahpahaman mendasar tentang kepemilikan perusahaan dan keamanan data.
“Para ahli keamanan independen secara konsisten menemukan bahwa kami tidak mengumpulkan lebih banyak data dari aplikasi umum lainnya, bahkan seringkali lebih sedikit. Pemerintah China tidak memiliki kepemilikan baik di TikTok maupun perusahaan induk kami, dan keduanya terdaftar di luar China,” terang jubir TikTok.
ByteDance juga sebelumnya mengatakan bahwa kekhawatiran tentang TikTok dipicu oleh disinformasi, dan telah membantah menggunakannya untuk mata-mata.
Meskipun begitu, beberapa negara telah mengambil langkah-langkah untuk membatasi penggunaan TikTok. Amerika Serikat bulan lalu menetapkan batas waktu 30 hari untuk menghapus aplikasi tersebut dari perangkat dan sistem federal. Parlemen Eropa, Komisi Eropa, dan Dewan Uni Eropa juga menyusul melarang TikTok dari ponsel staf mereka.
(Indonesiatech)
Komentar