Perusahaan rintisan (startup) berbasis aplikasi pencatatan keuangan, BukuWarung, menilai masih sedikitnya UMKM, dan startup yang memiliki disiplin ilmu akuntansi. Hal tersebut tentunya dapat menghambat UMKM untuk tumbuh dan berkembang.
CEO and Co-Founder BukuWarung, Abhinay Peddisetty, mengatakan mereka menyadari bahwa cara para pedagang, khususnya UMKM dalam melakukan pembayaran dan pencatatan keuangan masih tertinggal.
“Kami dengan cepat menjawab tantangan ini dan segera meluncurkan fitur pembayaran digital, yang kemudian menjadi daya tarik utama bagi para pedagang,” kata Abhinay, Minggu (13/6/2021).
Dia melanjutkan, dalam waktu kurang dari 6 bulan sejak berdiri, perusahaan memproses transaksi pembayaran tahunan senilai US$1,4 miliar.
“Ini membuat kami menguasai 90 persen pangsa pasar dan membuat kami juga tumbuh 10 kali lipat lebih besar dibandingkan kompetitor kami,” ujar dia.
Abhinay juga menyampaikan, hingga saat ini BukuWarung telah melayani 6,5 juta pedagang UMKM di seluruh Indonesia, dan sedang dalam tahap pertumbuhan yang tepat untuk memproses volume pembayaran tahunan senilai US$10 miliar pada 2022.
“Strategi kami adalah untuk tidak pernah berpikir harus mengalahkan kompetitor. Namun, pengadaan produk yang cepat dengan strategi yang tepat dan memperkuat keterlibatan para pedagang, mengumpulkan data yang lengkap, serta membuka layanan keuangan bagi UMKM pada akhirnya akan menentukan siapa yang berhasil membangun bisnis yang bernilai di sektor ini,” ujar Abhinay.
Diketahui belum lama ini BukuWarung turut meraih pendanaan Series A senilai US$60 juta atau setara Rp870 miliar. Dengan putaran pendanaan baru tersebut, mereka berencana untuk meningkatkan teknologi dan kemampuan produk perusahaan di seluruh produk utama yang mereka tawarkan, antara lain pembukuan, pembayaran digital, dan perdagangan produk.
“Dalam periode beberapa bulan mendatang, kami berencana untuk meningkatkan penawaran kami dengan fokus pada layanan keuangan untuk sektor UMKM, beberapa layanan tersebut antara lain pinjaman, tabungan, asuransi, dan sebagainya,” pungkas Abhinay.
SUMBER
(Indonesiatech)
Komentar