Teknologi 5G sebentar lagi akan hadir di Indonesia dalam beberapa pekan. Sayangnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan adanya hoax-hoax yang berkaitan dengan 5G. Sejauh ini, Kominfo telah menjaring dua hoax dan satu disinformasi yang berhubungan dengan teknologi tersebut.
Pertama, hoaks tersebut mengatakan bahwa virus Corona (COVID-19) disebabkan oleh jaringan 5G. Padahal faktanya, gelombang radio tidak dapat menciptakan atau menyebarkan virus seperti Corona.
Siapa nih yang udah gak sabar dengan kehadiran 5G?
Sayangnya Sob, di tengah upaya percepatan digital yang dilakukan Pemerintah, ada aja nih hoaks seputar 5G yang beredar. pic.twitter.com/qA00NwPIos
— Kementerian Kominfo (@kemkominfo) June 21, 2021
Hoax yang kedua mengatakan bahwa COVID-19 bukan virus, melainkan radiasi 5G. Hal ini berkaitan dengan ada mayat pasien COVID-19 dan dinyatakan kalau itu bukan virus.
Faktanya, kejadian tersebut ada di Italia. Kominfo mengungkapkan, Kementerian Kesehatan Italian sendiri tidak pernah membuat pernyataan mayat pasien COVID-19 yang meninggal karena amplified global 5G electro magnetic radiation (poison).
Lalu, sebuah disinformasi yang berkaitan 5G adalah ada kabar kalau ratusan burung mati di Belanda karena jaringan 5G. Fakta menunjukkan bahwa pemerintah setempat menyatakan kejadian tersebut dikarenakan adanya virus, bukan karena jaringan 5G.
Adapun jaringan 5G resmi tersedia di Indonesia pada 27 Mei 2021, saat Telkomsel menjadi operator seluler pertama yang menghadirkan layanan 5G di beberapa lokasi secara bertahap. Setelah Telkomsel, Indosat Ooredoo dan Smartfren akan ikut menyusul.
(Indonesiatech)
Komentar