Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tengah menyediakan beragam pilihan dalam memberikan tambahan spektrum frekuensi di pita milimeter Wave 26-28 Ghz. Ismail selaku Dirjen SDPPI Kementerian Kominfo mengatakan pihaknya sedang berusaha menghadirkan spektrum frekuensi di seluruh lapisan, termasuk di pita milimeterWave.
Diketahui, untuk saat ini pita 26-28 GHz masih belum digunakan. Kemenkominfo masih melakukan kajian untuk menentukan waktu yang tepat penggunaan pita tersebut. Proses lelang juga akan melihat perkembangan pemanfaatan pita 28GHz secara global.
“Jangan sampai ketika dirilis nanti kosong atau tidak diimplementasikan karena belum siap secara teknologi atau aspek permodalan,” kata Ismail kepada media, Senin (28/6).
Ismail menjelaskan, jika banyak operator telekomunikasi yang berminat terhadap pita frekuensi tersebut, akan dilakukan seleksi dalam bentuk bermacam-macam. Pemerintah dapat menentukan skema apapun selama dilakukan secara transparan.
Adapun jika tidak ada yang berminat, lanjut Ismail, maka akan dilakukan negosiasi dengan perusahaan yang berminat.
“Kalau tidak ada yang berminat tidak seleksi, bisa terjadi negosiasi. Tidak diberikan begitu saja,” kata Ismail.
Ismail menjelaskan, satu pemancar yang beroperasi dengan pita lapisan bawah atau lapisan tengah dapat menjangkau hingga radius di atas 10 kiilometer ke atas. Sedangkan, sebuah pemancar dengan pita lapisan atas hanya dapat menjangkau jarak sekitar 200 meter. Sehingga untuk melayani pelanggan dalam radius yang jauh, operator harus membangun lebih banyak pemancar.
“Kalau mau dimanfaatkan oleh operator seluler mereka harus investasi luar biasa, karena jangkauan dari milimaterWave terbatas,” kata Ismail.
Pada 19 Mei 2021, Kementrian Kominfo mengumumkan pemenang lelang pita frekuensi 2,3GHz yaitu Telkomsel dan Smartfren. Smartfren mengajukan penawaran senilai Rp176,5 miliar untuk 10 MHz, sedangkan Telkomsel mengajukan Rp353,8 miliar untuk 20 MHz di 8 zona.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan, tahun ini Kominfo telah melakukan pembebasan frekuensi baru untuk layanan seluler sebanyak 90 Mhz. Sehingga total tambahan spektrum frekuensi diklaim sudah mencapai 120 Mhz.
Pada 2022 nanti, Kominfo berencana menambah frekuensi internet bergerak sebanyak 1.000 Mhz, sehingga total farming dari refarming spektrum frekuensi mencapai 1.120 Mhz. Lalu untuk 2024, Kemenkominfo menambah tambahan 190 Mhz lagi, sehingga total farming dan refarming mencapai 1.310 Mhz.
“Tambahan spektrum frekuensi akan mempercepat pemerataan jaringan 5G di Indonesia,” pungkas Johnny.
(Indonesiatech)
Komentar