Hinsa Siburian selaku Kepala BSSN mengatakan, Kementerian Kominfo dan BSSN harus saling meningkatkan koordinasi. MenurutHinsa, berbagai pihak harus saling bekerja sama dalam menghadapi ancaman di ruang siber seperti hacking, social engineering dan human error.
“Jadi seperti uang juga punya dua sisi, Kominfo beserta tim dengan swasta dan kementerian yang lain tentu ada proses pembangunan yang dikomandani oleh Kominfo. Ketika sudah dibangun, tentu perlu pengamanan, untuk mengamankan itulah perlu kehadiran dari BSSN. Jadi, Kominfo dengan BSSN ini gak bisa dipisahkan dilihat dari sisi tugas pokoknya,” ujarnya.
Apalagi, Hinsa melanjutkan, sistem dalam ruang siber dikenal memiliki dua sifat, yakni secara teknis dan sosial.
“Bersifat teknis antara lain DDoS, phising, malware dan sebagainya. Inilah yang menjadi tugas utama dari apa yang kita launching hari ini, atau apa yang menjadi bisnis utamanya CSIRT,” jelas dia.
Sedangkan yang bersifat sosial, Hinsa menjelaskan, ranah tersebut menjadi tugas Kementerian Kominfo untuk menangkal maraknya hoaks dan disinformasi.
“Tapi intinya yang menjadi tugas pokok atau yang kita launching (Kominfo-CSIRT), ini adalah serangan yang bersifat teknis. Kenapa? Karena kalau ini diserang, yang bersifat teknis ini akan mengganggu, berdampak pada infrastruktur yang lain juga karena semua sudah terhubung dan sudah tersambung,” jelas dia.
Kepala BSSN menegaskan, strategi membangun dan membentuk kekuatan nasional seperti Kamsiber, wajib mendukung secara komprehensif dan intergratif.
“Jika terjadi krisis kita sudah siapkan manajemen krisis, pembentukan Kominfo-CSIRT sejalan dengan sistem pemerintahan berbasis elektronik. Maka, CSIRT sebagai monitoring dan penyedia pemerintah insidental di ranah siber,” pungkas Hinsa.
(Indonesiatech)
Komentar