Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi mengedukasi masyarakat melalui program daring ‘Obral Obrol liTerasi Digital: Mengenal Fenomena Penipuan Catfishing’ yang disiarkan melalui Youtube dan Facebook.
Catfishing adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan penipuan yang menggunakan identitas online palsu untuk mengelabuhi korban. Biasanya, pelaku penipuan menggunakan foto dan informasi orang lain untuk menciptakan persona online yang dapat dipercaya, dan kemudian memikat korban untuk selanjutnya dijebak.
Sebuah studi menunjukkan, 65% dari total 18.000 responden di 27 negara, termasuk Indonesia, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap aplikasi kencan, dan yang menyedihkan, 15% dari total responden melaporkan bahwa mereka pernah mengalami penipuan. Dari berbagai modus penipuan, catfishing menjadi modus operandi nomor satu dengan 51% dari mereka yang menjadi sasaran pernah terjebak di dalamnya.
Hadir menjadi pembicara dalam acara kali ini antara lain: Relationship Expert & Psikolog, Dian Wisnuwardhani; Pemeriksa Fakta MAFINDO, Bentang Febrylian; dan Dewan Pengarah Siberkreasi / ICT Watch, Donny B.U.
“Internet memungkinkan orang untuk melakukan identity play, dalam arti seseorang bisa membuat identitasnya sendiri sehingga Ia bisa menjadi apa saja karakter yang diinginkan di dunia maya. Sayangnya, teknologi ini juga digunakan untuk melakukan sejumlah penipuan,” papar Donny dalam keterangan tertulisnya, Selasa (8/3).
Ciri utama yang dapat dijadikan acuan untuk mengidentifikasi catfishing, yaitu: menolak melakukan video call, menghindari pertemuan tatap muka, dan membatasi komunikasi hanya melalui chat dan voice call.
“Kemungkinan besar, pelaku catfishing berperilaku seperti itu untuk melindungi identitasnya agar tidak terbongkar. Jadi, korban tidak akan tahu wajah pelaku catfishing yang sebenarnya,” jelas Bentang.
Senada dengan du apembicara sebelumnya, Dian memandang fenomena catfishing terjadi ketika orang tidak nyaman dengan dirinya sendiri.
“Dari sudut pandang psikologi, ini disebut identity confusion, jadi mereka bingung dengan diri mereka sendiri. Ketika kita menggunakan Facebook atau Instagram, lalu sering mengambil foto dengan menggunakan filter dibandingkan tampil alami, ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang terjadi dengan kepribadian orang tersebut,” ujarnya.
Untuk bisa mendapatkan informasi mengenai kegiatan Obral Obrol liTerasi Digital dan kegiatan lainya, dapat dilihat di info.literasidigital.id atau ikuti akun sosial media @siberkreasi.
(Indonesiatech)
Komentar