Kekalutan dan ketegangan masih terlihat di wajah Nelson Sarira, satu-satunya korban selamat dalam serangan brutal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua beberapa waktu yang lalu. Kini Esson, panggilan akrabnya, telah kembali pulang ke kampung halamannya dan berada di tengah keluarganya di Toraja Utara, Sulawesi Selatan.
Nelson Sarira atau Esson menceritakan, dirinya berhasil selamat setelah ke luar dari camp saat kejadian pembantaian brutal oleh KKB tersebut. Ia bekerja di Papua sejak Februari 2022. Dirinya mengaku berhasil kabur dan melompat dari camp hingga terjatuh ke jurang sejauh 300 meter, lalu bersembunyi di jurang tersebut saat dicari oleh anggota KKB.
“Saat itu saya seperti mendapatkan bisikan untuk lari dan bersembunyi di dalam jurang. Bahkan, bisikan gaib itu saya rasakan, dan meminta saya untuk tidak meninggalkan persembunyian sampai jam tertentu. Setelah kembali ke camp, saya lihat delapan teman saya sudah bersimbah darah,” jelasnya.
Setelah Nelson berhasil selamat, ia kemudian mengirimkan pesan untuk meminta pertolongan melalui CCTV di tower BTS 3, dengan cara memberikan kode tulisan disebuah papan yang bertuliskan “jemput sisa saya sendiri”.
Nelson Sarira kemudian berhasil dievakuasi oleh Satgas Damai Cartenz menggunakan helikopter pada hari Sabtu (5/3).
Kedukaan kehilangan delapan teman kerjanya masih dirasakan Nelson hingga saat ini. Ia juga menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam terhadap delapan rekannya yang tewas dibantai KKB. Mereka antara lain Bona Simanulang, Renal Tentua Tagasye, Bili Galdi Balion, Jamaludin, Sharil Nurdiansyah, Eko Septiansyah, Bebei Tabuni, dan Ibo.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate juga menyampaikan ucapan bela sungkawa kepada keluarga dari pekerja PT Tower Palapa Timur Telematika (PT PTT).
“Insiden keamanan pada Site Repeater B3 tersebut menyerang 9 pekerja PTT, mengakibatkan 8 karyawan langsung meninggal dunia di tempat. Selain timbulnya korban jiwa, insiden keamanan tersebut mengakibatkan kerusakan beberapa bangunan serta infrastruktur fisik di sekitar site repeater B3,” ujar Johnny melalui siaran pers, Jumat (4/3).
“Kami harapkan agar penegakan hukum dan pemulihan keamanan dapat segera dilakukan oleh pihak yang berwenang. Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama tetap menjaga dan menciptakan situasi aman, agar pembangunan infrastruktur telekomunikasi dapat dilakukan dengan lancar di Papua,” pungkasnya.
(Indonesiatech)
Komentar