Danone Indonesia menggandeng Kementerian Kominfo, Dewan Pers, dan Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) demi meningkatkan literasi digital bagi para jurnalis di Indonesia melalui program bertajuk ‘Danone Journalist Skill Up: Kelas Kebal Hoaks’ yang berlangsung pada 11-12 April 2022.
Kelas tersebut dilaksanakan guna menyikapi maraknya konten berita palsu alias hoaks yang menjadi tantangan di era digital saat ini.
Merujuk data yang dihimpun Mafindo, jumlah hoaks yang tersebar di Indonesia mencapai 2.298 pada tahun 2020. Angka tersebut naik dari tahun sebelumnya hingga mencapai 1.221 hoaks. Tiga topik utama yang banyak beredar di media sosial adalah terkait kesehatan, politik, dan kriminalitas.
Selama tahun 2021, walaupun jumlah hoaks menurun menjadi 1.888, namun dominasi hoaks masih pada isu kesehatan, khususnya terkait pandemi Covid-19, dan disebarkan paling banyak dalam bentuk campuran antara foto/video, dan narasi.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel A. Pangerapan menilai bahwa pemahaman dan pengetahuan tentang dunia internet dan teknologi informasi (literasi digital) bisa sebagai salah satu upaya mencegah penyebaran berita hoaks.
“Berdasarkan Indeks Literasi Digital Indonesia yang diselenggarakan oleh Kemkominfo dan Katadata Insight Center (KIC) pada 2021, indeks literasi digital Indonesia masih berada dalam kategori sedang. Oleh karena itu, literasi digital merupakan salah satu pilar penting untuk mengakselerasi transformasi digital demi terwujudnya masyarakat digital Indonesia,” jelasnya.
Senada dengan Semuel, Corporate Communication Director Danone Indonesia Arif Mujahidin menjelaskan, penyebaran berita hoaks saat ini masih menjadi tantangan kita semua tak terkecuali dari sisi industri, dan tidak sedikit yang berkaitan dengan isu kesehatan, lingkungan atau bahkan informasi seputar produk yang belum tentu benar.
Ia juga menyebutkan, Danone Indonesia ingin mendukung pemerintah dalam mengedukasi masyarakat, dalam hal ini melalui jurnalis sebagai key opinion leader untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat agar bisa menyajikan informasi yang faktual dan akurat.
“Karena, keberhasilan dan kebenaran tulisan yang diberitakan untuk publik, sangat tergantung pada kemampuan jurnalis dalam melakukan klarifikasi serta verifikasi konten berita. Melalui program literasi digital ‘Danone Journalist Skill Up’ ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan jurnalis tentang tren digital dan literasi, agar terhindar dari sumber informasi hoaks,” paparnya.
Adapun, Jurnalis bekerja dalam ekosistem media massa atau pers yang merupakan salah satu pilar demokrasi. Karena itu validitas informasi menjadi syarat penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap pers. Selain itu, jurnalis juga sangat berperan penting dalam ikut menjernihkan simpang siur informasi yang beredar di masyarakat.
Anggota Kelompok Kerja Pendidikan dan Pengembangan Profesi Dewan Pers, Lahyanto Nadie mengatakan, perkembangan media sosial yang begitu cepat merupakan tantangan yang harus mampu diimbangi oleh industri media massa.
Ia pun mengatakan, upaya untuk meningkatkan kualitas jurnalisme terus dilakukan dengan cara memberikan pendidikan dan uji kompetensi wartawan.
“Peran industri swasta seperti yang dilakukan Danone Indonesia melalui program ‘Danone Journalist Skill Up’ ini sangat penting dan memberikan inspirasi bagi industri lainnya. Kami memberikan apresiasi yang tinggi atas upaya yang dilakukan oleh Danone Indonesia,” katanya.
Sedangkan Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) Septiaji Eko Nugroho menyatakan, penting mengajak seluruh elemen masyarakat memerangi hoaks, termasuk rekan-rekan jurnalis.
“Akar masalah hoaks di Indonesia kompleks, tidak hanya karena literasi digital masyarakat yang belum merata. Tetapi juga karena dipicu polarisasi yang belum reda,” ujar Septiaji Eko Nugroho.
Septiaji Eko Nugroho juga mengatakan, sudah banyak cara untuk menverifikasi seperti melalui cekfakta.com, turnbackhoax, maupun di kanal periksa fakta media pers, baik yang sudah terstandar International Fact-Checking Network (IFCN) ataupun belum.
“Jika ada informasi yang masih diragukan faktanya, masyarakat bisa segera cek langsung di kanal periksa fakta TurnBackHoax.ID, Cekfakta.com, atau kanal Whatsapp 085921600500,” pungkasnya.
(Indonesiatech)
Komentar