Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dedy Permadi menjelaskan, masih banyak kesalahpahaman seputar konsep transformasi digital yang sukses.
Mengutip survei Harvard Business Review, Dedy menyebutkan ada sebanyak 70 persen Top Management atau CEO dari berbagai perusahaan gagal mencapai target transformasi digital perusahaannya.
“Terlepas dari potensinya, ini semua karena transformasi digital bukan hanya tentang teknologi itu sendiri, tetapi lebih tentang mengubah pola pikir dan budaya organisasi secara keseluruhan,” jelasnya.
Jubir Kementerian Kominfo menjelaskan, Pemerintah melalui Kementerian Kominfo memutuskan untuk memfokuskan percepatan transformasi digital Indonesia pada empat dimensi utama, yaitu infrastruktur digital, ekonomi digital, pemerintahan digital, dan masyarakat digital.
“Infrastruktur digital merangkum upaya untuk menutup kesenjangan digital no one left behind, dan karenanya menjadi fondasi dari semua inovasi berbasis digital yang mengikutinya,” papar Dedy.
Kemudian berkaitan dengan ekonomi digital, Indonesia mengambil inisiatif mendukung dan mempromosikan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal melalui aplikasi digital,
“Dalam pemerintahan digital adalah reformasi tidak hanya birokrasi, tetapi juga tata kelola data dan interoperabilitas. Dan terakhir, masyarakat digital memastikan bahwa setiap warga negara melek digital dan kompeten dalam keterampilan digital yang paling dibutuhkan, termasuk ilmu data, data besar, kecerdasan buatan, dan keamanan siber,” kata Jubir Kominfo menjelaskan.
Kementerian Kominfo dalam waktu yang akan datang akan mengakselerasi beberapa proyek prioritas untuk melampaui kesiapan infrastruktur digital Indonesia.
“Akhir tahun ini, kami menargetkan penyelesaian base transceiver station (BTS) 4G di seluruh wilayah Indonesia. Kami juga akan mempercepat pengembangan peluncuran komersial 5G, yang hingga saat ini telah tersedia di kawasan perumahan dan hotspot di 13 kota di Indonesia. Tahun ini juga akan menandai transformasi ekosistem penyiaran Indonesia menjadi sepenuhnya digital dengan penerapan kebijakan Analog Switch Off,” papar Dedy Permadi.
Pada tahun 2023, Kominfo juga akan memperkuat infrastruktur konektivitas Indonesia dengan meluncurkan dua satelit, yaitu Satelit Hot Back Up SATRIA-1 yang berkapasitas 80 Gbps dan High Troughput Satellite SATRIA-1 berkapasitas 150 Gbps dan terbesar di Asia.
“Pada tahun 2024, pembangunan proyek Palapa Ring Integrasi diharapkan dapat diselesaikan untuk meningkatkan utilitas dan ketahanan dari jaringan Palapa Ring yang ada, serta untuk meningkatkan konektivitas serat optik ke jaringan internasional,” jelasnya.
Jubir Kementerian Kominfo mengatakan, pihaknya masih menunggu dukungan dari EuroCham untuk pengembangan sektor ekonomi dan TIK Indonesia.
“Saya menantikan dukungan Anda yang berkelanjutan dan semoga kita dapat membangun kolaborasi kita untuk membangun Indonesia Terkoneksi: Makin Digital, Makin Sejahtera!” kata Dedy berharap.
(Indonesiatech)
Komentar