Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) turut mendorong penerapan Urban Farming di kalangan anak muda guna mengantisipasi terjadinya krisis pangan ke depan. Apalagi di masa krisis pangan global saat ini yang terus meningkat.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan jumlah populasi bumi akan terus meningkat menjadi 9,3 miliar pada 2050. Hal itu memperlihatkan bahwa permintaan pangan akan meningkat drastis ke depan, sementara jumlah sumber daya lahan dan sumber daya manusia yang bekerja di sektor pertanian semakin menyusut. Kondisi ini kian diperparah dengan penurunan jumlah regenerasi petani muda.
Kominfo melalui Direktorat Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim mendorong Urban Farming dengan menyelenggarakan Pojok Literasi. Septriana Tangkary selaku Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kominfo mengatakan, keberadaan Urban Farming dapat meningkatkan ketahanan pangan bagi sekitar.
Oleh karena itu, pihaknya ingin memfasilitasi para petani untuk go online melalui sebuah aplikasi yang diharapkan dapat mendukung para petani untuk memasarkan produknya secara online, sehingga dapat meningkatkan ekonomi para petani khususnya generasi milenial
“Ini suatu kesempatan kita, peluang kita di samping pertanian, UMKM juga meningkat. Guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan,” kata Septriana, Jumat (15/4).
Dalam kesempatan yang sama, Hernowo Budi Luhur selaku Kepala Dinas Pertanian Semarang berpendapat, adanya Urban Farming khususnya daerah Semarang dapat membuka lapangan kerja di perkotaan terutama bagi generasi muda.
“Semarang itu punya Urban Farming Corner dimana di sana bisa berlatih pertanian. Disamping pelatihan, juga sediakan barang dagangan seperti pupuk dalam skala kecil untuk menyediakan kebutuhan-kebutuhan pertanian dalam skala kecil,” jelasnya.
(Indoensiatech)
Komentar