Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama dengan pihak kepolisian tengah mempelajari dugaan pemrosesan data pribadi pengguna aplikasi tanpa izin oleh sejumlah aplikasi di Google Play Store.
Baru-baru ini dikabarkan soal aplikasi azan dan salat yang kedapatan bisa mencuri data pribadi pengguna. Setidaknya ada 10 juta pengguna yang telah mengunduh aplikasi-aplikasi tersebut. Hal itu diungkapkan siber Polda Metro Jaya.
“Kementerian Kominfo tengah mempelajari dugaan pencurian data pribadi secara tanpa hak yang dilakukan oleh beberapa aplikasi di Google Play Store. Koordinasi lebih lanjut dengan pihak Polda Metro Jaya akan dilakukan terkait upaya dan langkah-langkah berikutnya yang akan diambil sesuai ketentuan yang berlaku,” terang Jubir Kementerian Kominfo Dedy Permadi, Kamis (21/4).
Dedy menjelaskan, pihak Google telah mengambil tindakan terhadap aplikasi yang diduga melakukan pemrosesan data penggunanya secara tanpa hak.
“Aplikasi tersebut diwajibkan untuk menghapus fitur pengambilan data pengguna, jika ingin dapat kembali diakses oleh penggunanya di Google Play Store,” lanjut Dedy.
Adapun akun @siberpoldametrojaya, selain adanya aplikasi azan dan salat yang kedapatan bisa mencuri data pribadi pengguna, juga membeberkan sebelas aplikasi pencuri data pribadi pengguna lainnya, yakni:
- Speed Camera Radar-10 juta download
- Al-Moazin Lite (Prayer Times)-10 juta download
- Wifi Mouse (remote control PC)-10 juta download
- QR & Barcode Scanner-5 juta download
- Qibla Compass-Ramadan 2022-5 juta download
- Simple Weather & Clock Widget-1 juta download
- Handcent Nex SMS-Text w/MMS-1 juta download
- Smart kit 360-1 juta download
- Al-Quran MP3-50 Reciters & Translation Audio-1 juta download
- Full Quran MP3-50+ Language & Translation Audio-1 juta download
- Audiosdroid Audio Studio DAW-1 juta download
(Indonesiatech)
Komentar