Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menyebutkan setidaknya ada tiga penyebab sistem komunikasi kabel laut (SKKL) bisa mengalami kerusakan atau gangguan.
“Pertama adalah aktivitas manusia seperti kapal-kapal, yang jangkarnya bisa mengganggu bahkan membuat kabel bawah laut putus,” papar Johnny dalam konferensi pers, Selasa (10/5).
Selain itu, penyebab kedua adalah adanya aktivitas vulkanik di bawah laut, seperti gunung meletus yang menyebabkan kabel laut putus, dan berdampak pada gangguan jaringan komunikasi.
“Ketiga aktivitas geologi bawah laut, longsor dan sebagainya di tebing-tebing bawah laut, yang menyebabkan kabel-kabel juga putus,” jelas Johnny.
Menurut Menkominfo, di setiap kasus nantinya akan dipelajari bagaimana cara penanganannya sesuai dengan penyebabnya. Ia pun menegaskan, pihaknya sudah menyediakan alat surveilans dan monitoring telekomunikasi, yang saat ini bisa diawasi langsung di Pusat Monitoring di Kantor Kemkominfo, Jakarta.
“Hidup matinya sinyal di seluruh Indonesia sudah bisa kita monitoring dari sini. Ketersediaan bandwidth-nya, quality of experience-nya, quality of service, bisa di-monitoring melalui surveilans dan Pusat Monitoring Kemkominfo,” jelasnya.
Selain itu, kata Johnny, Badan Layanan Umum (BLU) Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), juga memiliki sistem monitoring dan surveilans.
“Surveilans dan monitoring di kantor BLU BAKTI berkaitan untuk memonitor kegiatan-kegiatan akses internet dari satelit, yang apabila ada gangguan akses internet di berbagai wilayah layanan Kemkominfo dapat terlihat penyebabnya,” pungkas Johnny.
(Indonesiatech)
Komentar