Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengimbau masyarakat untuk hati-hati terhadap akun bodong bank pembobol rekening di media sosial. Kominfo pun membagikan empat ciri akun palsu perbankan.
“Biasanya, akun ini muncul ketika pengguna Twitter membuat cuitan keluhan atau mengajukan pertanyaan seputar bank,” tulis Kominfo melalui akun Instagram mereka, @kemenkominfo, Kamis (12/5).
Kominfo menjelaskan bahwa modus penipu tersebut biasanya berpura-pura membantu dengan meminta nasabah mengisi formulir online.Sedangkan tim customer services (CS) bank resmi manapun tidak akan meminta data pribadi pengguna atau nasabah untuk pengecekan secara online.
Melalui postingannya tersebut, Kominfo membagikan empat ciri akun bodong bank di media sosial, yaitu:
- Username atau nama akun mirip dengan milik bank resmi.
- Membalas komentar atau pesan dengan cepat menggunakan bot auto-reply untuk menggiring calon korban agar tertipu.
- Jika korban membalas, maka akan diarahkan ke pesan atau chat via WhatsApp
- Berpura-pura mengajukan pertanyaan, padahal tengah berupaya mengumpulkan data pribadi korban.
Selain itu, Kominfo juga memberikan tiga tips untuk menghindari akun bank palsu di media sosial, sebagai berikut:
- Menonaktifkan notifikasi dari akun yang mencurigakan.
- Jangan asal mengeklik. Periksa URL dengan teliti.
- Hanya berkomunikasi dengan akun bank resmi yang sudah terverifikasi (verified) atau centang biru.
Sebelumnya pada Maret tahun ini, warganet dengan nama akun @hebosto menyebut bahwa rekening Bank Central Asia (BCA) miliknya diduga dibobol.
Ia bercerita sempat mengeluhkan hal ini kepada tim CS BCA di media sosial, tetapi tidak ada solusi. Akun @HaloBCA pun merespons unggahan tersebut. @HaloBCA menyampaikan bahwa akun Twitter yang dihubungi oleh @Hebostos adalah akun palsu. BCA kemudian membantu pria dengan nama Hebbie Agus Kurnia tersebut mengurus kasus ini ke kepolisian. Selain itu, mengganti 100% dana yang hilang dari rekeningnya.
(Indonesiatech)
Komentar