Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus lakukan dukungan transformasi digital bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Salah satu cara yang dilakukan oleh Kementerian adalah melalui Program Adopsi Teknologi Digital 4.0 bagi UMKM.
“Program ini akan dilakukan selama 6 bulan secara offline maupun online, melibatkan 165 fasilitator atau lokal heroes, dan dilaksanakan di 15 lokasi Training Center yang tersebar di 13 kawasan prioritas. Indonesia ini besar, mengerjakannya tidak sederhana,” jelas Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate saat memberi sambutan dalam Peluncuran Program Adopsi Teknologi Digital 4.0 bagi UMKM secara hibrida dari Jakarta Pusat, Jumat (13/05).
Ketiga belas kawasan yang Menkominfo maksud meliputi Sumatera Utara, Bangka Belitung, Banten, Jabodetabek, dan Kepulauan Seribu, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.
“Hampir menjangkau seluruh kawasan nusantara. Untuk mendukung fasilitas pendampingan UMKM akan disediakan starterkit berupa paket data untuk 30.000 UMKM selama 6 bulan dan dilengkapi dengan aplikasi agregator sistem Point of Sales (PoS) dan learning management system,” terang Menteri Johnny.
Melalui program adopsi teknologi digital UMKM 4.0 ini, Kominfo berharap terjadi peningkatan level atau scaling-up UMKM dari sisi adopsi teknologi digital yang dibagi berdasarkan empat level yaitu level beginner, observer, adopter, dan leader.
“Level pertama beginner yang paling awal, menggunakan media sosial. Kita butuh mereka mengenal bagaimana menggunakan media sosial dengan baik,” lanjut Johnny.
Kedua, observer atau menggunakan marketplace, bagi usaha-usaha yang telah dikelola secara relatif modern namun dengan tingkat penggunaan teknologi yang cenderung rendah.
Ketiga yaitu adopter, yaitu usaha-usaha dengan tingkat adopsi dan pengetahuan teknologi yang cukup baik tetapi pengelolaan usaha masih cenderung tradisional, menggunakan platform fintech dan aggregator dan Point of Sales system. Sedangkan level leader merupakan usaha-usaha yang telah dikelola secara relatif modern dan telah memiliki tingkat adopsi dan pengetahuan teknologi yang relatif tinggi.
“Atau menggunakan Big Data 3D modelling, QR Code, Augmented Reality atau Virtual Reality,” papar Menteri Johnny.
Johnny mengatakan, melalui fasilitas pendampingan yang berkelanjutan tersebut, pihaknya berharap UMKM produsen sektor pengolahan dapat memperluas akses pemasaran, meningkatkan pendapatan, daya saing inovasi, serta efisiensi dan efektivitas operasional bisnis.
“Termasuk Bapak-Ibu para kepala daerah, kementerian dan lembaga, serta dukungan dari industri itu sendiri baik technology company domestic maupun global technology, serta ekosistem digital nasional kita secara keseluruhan. Kita bersama-sama perlu memastikan kebermanfaatan dan keberlanjutan dari program ini,” ajak Johnny.
Menkominfo menilai, saat ini publik berpihak dan menempatkan penciptaan lapangan pekerjaan sebagai prioritas yang pertama dan UMKM menjadi simpul penting untuk penciptaan lapangan pekerjaan.
“Oleh karena itu marilah kita lanjutkan momentum sinergi bersama ini, perkuat dukungan dan kolaborasi, bangun orkestrasi nasional secara perbesaran demi mewujudkan Indonesia terkoneksi, makin digital, makin maju,” tandasnya.
(Indonesiatech)
Komentar