Pertemuan Kedua Kelompok Kerja Ekonomi Digital G20 atau G20 Digital Economy Working Group (DEWG) Presidensi G20 Indonesia berlangsung di Yogyakarta pada 17 dan 18 Mei 2022.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mempersiapkan agar pertemuan yang diikuti delegasi negara anggota G20 tersebut dapat berjalan dengan baik sekaligus menjadi momentum mempertunjukkan adopsi teknologi digital di Indonesia.
Mira Tayyiba selaku Sekretaris Jenderal Kementerian Kominfo sekaligus Chair G20 DEWG menjelaskan, pihaknya terus berupaya menyambut kedatangan delegasi negara anggota G20 dengan baik guna meninggalkan pengalaman yang berkesan terhadap Presidensi G20 Indonesia.
“Sudah ada beberapa negara anggota G20 yang telah mengonfirmasi akan hadir secara fisik di Yogyakarta walaupun tidak seluruhnya, lalu ada juga yang hadir secara online. Jadi kita akan melakukan pertemuan kedua secara hibrida pada tanggal 17 s.d. 18 Mei 2022 yang akan dihadiri secara langsung oleh sejumlah delegasi G20 members states,” papar Mira, di Yogyakarta, Senin (16/05).
Dalam pertemuan kedua ini, forum DEWG akan memulai penyusunan rancangan dokumen (drafting) Deklarasi Para Menteri G20 Bidang Digital, khususnya untuk Isu Prioritas Pertama DEWG, yakni Konektivitas Digital Pascapandemi Covid-19.
Dokumen tersebut nantinya akan dibahas selama rangkaian perundingan DEWG agar dapat disepakati lalu diadopsi oleh para negara anggota G20 dalam Pertemuan Tingkat Menteri G20 Bidang Digital yang akan diselenggarakan di Bali pada 1 s.d. 2 September 2022 mendatang.
Selain itu, Presidensi G20 Indonesia juga ingin menunjukkan berbagai inisiatif di sektor ekonomi digital sebagai pendukung pembahasan mengenai substansi selama sidang kedua DEWG G20 berlangsung.
Inisiatif-inisiatif itu ditampilkan melalui Wall of Indonesia’s Digital Transformation yang diprakarsai oleh para anggota DEWG Industry Task Force yang terdiri dari berbagai pelaku industri Tanah-Air.
Melalui Wall of Indonesia’s Digital Transformation, delegasi-delegasi negara anggota G20 dapat melihat use case transformasi digital melalui beberapa platform digital yang ada dan dikembangkan oleh anak bangsa.
“Kami ingin memperlihatkan bagaimana pemanfaatan digital dalam keseharian masyarakat Indonesia, jadi kalau misalnya sekarang mungkin kita bisa bilang di negara maju semua orang sudah inklusif, semua orang sudah bisa pakai digital tapi di emerging countries mungkin masih segmented,” jelas Mira.
Chair Mira Tayyiba pun menjelaskan, selama ini yang banyak kita ketahui hanya terbatas pada pemanfaatan teknologi digital yang digunakan oleh kalangan muda dan usia produktif tertentu, atau masyarakat yang berdomisili di pusat-pusat perkotaan maupun masyarakat yang memiliki pendidikan cukup tinggi.
“Kita justru ingin men-showcase-kan bahwa digital itu hadir sebagai solusi everyday people. Seperti contohnya bagaimana teknologi digital digunakan oleh pedagang yang berjualan di pasar, kita ingin perlihatkan bahwa digitalisasi di Indonesia sudah menyentuh di situ,” tuturnya.
(Indonesiatech)
Komentar