Upaya percepatan Analog Switch Off (ASO) menjadi fokus yang mengemuka dalam Rapat Penyerapan Aspirasi Persiapan ASO Tahap II untuk wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Rapat diselenggarakan di Solo, Jawa Tengah, Jumat (20/5) dan Yogyakarta , DIY, Sabtu (21/5).
Televisi digital memungkinkan membawa banyak perubahan dalam industri siaran televisi. Selain semakin variatifnya konten siaran, kualitas video yang diterima oleh masyarakat, juga akan semakin baik.
Menurut Plt Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Dirjen PPI), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Ismail, untuk merealisasikan ASO membutuhkan waktu yang tidak cepat karena perlu penyesuaian di banyak aspek dalam prosesnya. Kondisi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di negara lain.
“Sisa satu daerah yang masih belum dilakukan instalasi, yaitu wilayah Jateng V karena persoalan penyelarasan frekuensi,” jelas Ismail dalam keterangan resmi, Sabtu (21/5).
Peta cakupan perbandingan siaran TV analog dan digital di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta memperlihatkan pencapaian efisiensi insfrastruktur yang menggembirakan.
Pemancar analog di Jateng-DIY berjumlah 77 unit, dari jumlah tersebut 39 melakukan siaran analog di Jawa Tengah dan 20 melakukan siaran analog di Yogyakarta. Sedangkan, jumlah pemancar digital di daerah yang sama total 36 pemancar digital, dari jumlah tersebut 63 melakukan siaran di Jawa Tengah dan 31 melakukan siaran di Yogyakarta.
Sedangkan untuk pembagian Set Top Box (STB) juga menjadi tantangan tersendiri dalam migrasi analog ke digital. Kendala di masyarakat yang ditemukan antara lain, kelengkapan data di lapangan, kondisi televisi penerima yang belum dapat menjangkau siaran digital, televisi dalam kondisi rusak atau tidak memiliki antenna serta kendala teknis lainnya.
“Saat ini jumlah maksimal STB yang disediakan untuk rumah tangga miskin berdasarkan DTKS di Jawa Tengah sebanyak 1.142.925, sedangkan di Yogyakarta 120.686 STB,” jelas Ismail.
(Indonesiatech)
Komentar