Kejahatan siber semakin bermunculan, oleh karena itu Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menjelaskan, dalam salah satu dari tiga isu prioritas Presidensi G20 Indonesia tersebut, tata kelola dan manajemen untuk mengatasi kejahatan siber menjadi substansi pembahasan yang sangat penting. Salah satu aspek yang dia angkat dalam isu juga adalah soal perlindungan data.
“Perlindungan data ini kan sangat luas, tidak hanya data pribadi. Ada data geospasial atau data-data strategis, jadi tata kelola data yang memadai,” jelasnya usai menghadiri kongres World Economic Forum di Davos, Swiss, melansir siaran pers, Kamis (26/5).
Selain isu tersebut, isu Connectivity and Post-Covid Recovery dan Digital Literacy and Digital Talent juga menjadi pembahasan. Pada kongres tersebut, delegasi Indonesia membahas teknologi terkini dalam rangka pencegahan terhadap kejahatan siber. Sebab, tindakan ini juga terjadi di Indonesia secara luas.
Menkominfo juga menyebutkan, Indonesia harus memiliki talenta digital yang memadai. Sehingga Johnny berharap bisa menangani ekosistem secara lebih cepat.
“Teknologi dan talenta digital ini perlu kita adopsi untuk memastikan agar ruang digital kita bersih dan bisa bermanfaat bagi pengembangan sektor hilir dari digitalisasi Indonesia,” kata Menteri Johnny.
Dalam pertemuan tersebut, Menkominfo mengajak Cisco sebagai perusahaan teknologi asal Amerika Serikat untuk berpartisipasi. Johnny berharap keterlibatan Cisco dapat menjaga ruang digital tetap bersih.
“Kemarin bertemu Cisco membicarakan tentang bagaimana cyber security khususnya technology security agar menjaga ruang digital tetap bersih. Apalagi di Indonesia banyak illegal fintech, kebocoran data, dan hoaks,” papar Menkominfo.
Ia pun meyebut Cisco memiliki komitmen membantu pemerintah Indonesia menyiapkan teknologi yang tepat untuk membersihkan ruang digital.
(Indonesiatech)
Komentar