Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan, pengadaan Satelit Multifungsi mampu membuat anggaran negara jauh lebih hemat dan efisien di masa depan. Ia juga mengatakan, makin besar kapasitas satelit makin efisien biaya yang dikeluarkan dan bisa dihemat per Mbps-nya.
Rata-rata harga satelit komunikasi komersial sekitar US$400 per Mbps, termasuk kapasitas perangkat darat.
“Namun dengan pengadaan satelit multifungsi Kominfo, biaya per Mbps mampu ditekan sampai di bawah US$45 per Mbps termasuk perangkat teristerial,” kata Johnny saat konferensi pers di kantornya, Senin (8/8).
Untuk itu, Menkominfo menyatakan pembangunan satelit yang saat ini tengah diupayakan Kemenkominfo akan memberikan efisiensi luar biasa.
“Ini pilihan teknologi yang seperti ini akan memberi dampak terhadap efisiensi dalam pemanfaatan dan penurunan keuangan negara,” tuturnya.
Sebelumnya, Johnny mengatakan Indonesia membutuhkan setidaknya 1 Tbps kapasitas satelit sampai dengan 2030. Saat ini, baru terdapat 8 satelit untuk kebutuhan telekomunikasi nasional dengan kapasitas total 50 Gbps.
Dari jumlah itu, dia menyebut 27 Gbps-nya digunakan oleh sektor pemerintah sehingga memang membutuhkan dana yang cukup besar untuk menghadirkan layanan tersebut. Kemudian sisanya digunakan untuk sektor privat telekomunikasi.
Menkominfo Johnny Plate menegaskan, saat ini pemerintah tengah menyiapkan dua high throughput satellites (HTS) yang sedang diproduksi dengan kapasitas 2×150 Gbps atau 300 Gbps (6 kali kapasitas satelit yang ada saat ini).
Pada kuartal I/2023, Kominfo juga rencananya akan meluncurkan satu satelit dengan kapasitas 150 Gbps dari Amerika Serikat. Sedangkan satunya lagi yakni satelit dari Eropa akan diluncurkan pada kuartal kedua tahun depan dengan kapasitas yang sama.
“Selain dua HTS tersebut, Kemenkominfo juga baru-baru ini telah memberikan Hak Labuh [Landing Right] pada satelit Low Earth Orbit [LEO] dari Starlink. Ada juga opetator lain seperti One Web yang saat ini sedang kami evaluasi yang juga berkeinginan memberikan layanan infrastruktur tulang punggung kita,” sambung Johnny.
(Indonesiatech)
Komentar